Implentasikan Revolusi Mental, LDII: Ayo Hormati Guru
![]() |
Ketua LDII, Kyai H. Abdullah Syam dan Presiden Joko Widodo | Setneg Pres |
Beritacas.com - Presiden
Joko Widodo menyambut baik gerakan "Ayo Hormati Guru" yang digagas
oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Menurut Presiden, gerakan tersebut
dapat mengingatkan kembali pada karakter yang sesungguhnya dimiliki oleh bangsa
Indonesia sejak dahulu. Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan
pada Musyawarah Nasional VIII LDII di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 9 November
2016.
"Saya
setuju tadi yang disampaikan oleh beliau Bapak Kyai Haji Abdullah Syam, bapak
ketua umum, mengenai gerakan ayo menghormati guru. Saya sangat setuju
sekali," ujar Presiden.
Berdaarkan
rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey
Machmudin, dalam kesempatan tersebut, Presiden mengingat kembali apa yang
terjadi pada sekitar tahun 70-an silam. Berdasarkan pengamatannya, saat itu
para pelajar begitu antusias berebut jabat tangan guna menghormati gurunya.
Inilah momen yang menurutnya sulit ditemukan dewasa ini.
"Saya
SD tahun 70-an, begitu guru datang kelihatan dari jauh sudah antre di depan
gerbang sekolah. Antre rebutan pegang sepedanya bapak atau ibu guru kita.
Salaman dulu kemudian pegang rebutan. Inilah kita kehilangan karakter
itu," ujarnya.
Sisi
sumber daya manusia (SDM) sebelumnya memang merupakan salah satu yang hendak
dibenahi dalam masa pemerintahan Joko Widodo selama lima tahun kepemimpinannya.
Presiden juga mencontohkan di negara-negara maju seperti Jepang dan Korea
Selatan, mereka benar-benar menggarap SDM dengan sangat serius. Meskipun negara
maju tersebut sudah menguasai teknologi dan memiliki kemajuan pesat, tak lantas
menjadikan mereka kehilangan budi pekerti.
"Meskipun
mereka pintar dan menguasai teknologi, tetapi kalau tidak didampingi dengan
keimanan, kejujuran, integritas, dan budi pekerti yang baik, tidak akan ada artinya.
Bisa juga menjadi sebuah malapetaka," terang Presiden.
Maka
itu, pendidikan salah satu karakter bangsa yang digagas LDII tersebut pun
hendak dijadikan pemerintah sebagai suatu gerakan nasional. Sebab, biar
bagaimanapun juga, penghormatan kepada orang tua merupakan suatu keharusan yang
telah menjadi nilai luhur bangsa Indonesia.
"Saya
nanti juga akan bisikkan kepada Mendikbud agar ini juga menjadi gerakan
nasional kita. Kalau tidak, kita ini akan lupa semua hal yang sangat mendasar,
karakter bangsa kita," tuturnya.
Jaga
Etika di Media Sosial
Dalam
sambutannya, Presiden Joko Widodo juga sempat menyinggung soal etika komunikasi
di media sosial. Presiden merasakan bahwa saat ini dapat semakin mudah
ditemukan tindakan saling menghujat di media sosial.
"Coba
kita lihat sekarang. Saling menghujat, saling mengejek, saling memaki, saling
menjelekkan," ungkapnya.
Meski
demikian, Presiden tidak serta merta meyakini bahwa hal tersebut merupakan
bagian dari karakter bangsa kita. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya
pengaruh buruk yang tersebar melalui media sosial.
"Apakah
itu kepribadian bangsa kita? Apakah itu budi pekerti yang ditanamkan kepada
kita? Saya kira tidak. Ini ada infiltrasi lewat media sosial yang kita tidak
sadari dan kita tidak saring," tegas Presiden.
Untuk
itu, Presiden mengakui bahwa dirinya telah menginstruksikan kepada Menteri
Komunikasi dan Informatika untuk menyusun pedoman berbahasa dan berkomunikasi
via internet. Presiden juga berpesan kepada seluruh anggota LDII agar bersama
dengan pemerintah memberi contoh yang baik guna menyaring pengaruh negatif
tersebut.
"Saya
kira kalau kita bersama-sama, seluruh jajaran LDII, keluarga besar LDII, kita
melakukan itu, saya yakin yang jelek-jelek seperti itu juga akan kena arus
sehingga akan menjadi baik," yakinnya.
Usai
pertemuan, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk menyalami sejumlah
pengurus dan anggota LDII yang hadir dalam acara tersebut. Setelahnya, Presiden
juga menandatangani plakat seruan "Ayo Hormati Guru" yang telah
disiapkan oleh pihak panitia.
Turut
hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut Menteri Sekretaris Negara
Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara, serta sejumlah pengurus dan anggota DPP LDII dari
seluruh Indonesia. (Humas Kemensetneg)
APA KOMENTAR ANDA?
BERITA MENARIK
loading...
BERITA TERBARU